Langkah Pertama Membeli Saham: Dari Analisis hingga Eksekusi Order

Langkah Pertama Membeli Saham: Dari Analisis hingga Eksekusi Order

Membeli saham untuk pertama kalinya bisa menjadi momen yang menegangkan sekaligus menyenangkan. Banyak orang berpikir bahwa prosesnya rumit atau hanya bisa dilakukan oleh kalangan tertentu. Padahal, siapa saja kini bisa menjadi investor saham hanya dengan modal ratusan ribu rupiah, sebuah smartphone, dan koneksi internet. Namun, untuk melakukannya dengan benar dan terukur, kamu perlu memahami langkah-langkahnya dari awal, mulai dari analisis hingga eksekusi order.

Artikel ini akan memandumu secara sistematis mengenai apa yang perlu dipersiapkan, bagaimana melakukan analisis, serta langkah-langkah membeli saham pertama kamu melalui aplikasi sekuritas.

1. Pahami Tujuan Investasi dan Profil Risiko

Sebelum membeli saham, tanyakan dulu pada dirimu sendiri: Apa tujuan investasimu?

Apakah kamu berinvestasi untuk dana pensiun, membeli rumah, atau sekadar menambah penghasilan pasif? Jawaban dari pertanyaan ini akan menentukan strategi dan jenis saham yang sebaiknya kamu pilih.

Selain itu, kenali juga profil risikomu:

  • Konservatif: Tidak suka risiko, lebih cocok dengan saham-saham blue chip yang stabil.
  • Moderat: Siap dengan fluktuasi sedang, bisa mengombinasikan saham blue chip dan saham sektor yang sedang berkembang.
  • Agresif: Siap menghadapi risiko tinggi demi potensi return besar, bisa mencoba saham-saham second liner.

2. Pilih Saham yang Ingin Dibeli: Fundamental vs. Teknikal

Sebelum membeli, kamu perlu menentukan saham mana yang layak dibeli. Umumnya, analisis saham dibagi menjadi dua pendekatan:

A. Analisis Fundamental

Fokus pada kesehatan keuangan dan prospek jangka panjang perusahaan. Beberapa indikator yang dianalisis:

  • Laba bersih (Net Income)
  • Pendapatan dan pertumbuhan
  • Rasio keuangan (PER, PBV, ROE)
  • Utang perusahaan
  • Manajemen dan model bisnis
  • Dividen dan track record distribusinya
Contoh saham blue chip di BEI yang sering dianalisis secara fundamental:
  • BBCA (Bank Central Asia)
  • TLKM (Telkom Indonesia)
  • UNVR (Unilever Indonesia)
  • ASII (Astra International)

B. Analisis Teknikal

Melihat pola pergerakan harga dan volume melalui grafik (chart), indikator teknikal seperti:

  • Moving Average (MA)
  • Relative Strength Index (RSI)
  • MACD
  • Support & Resistance

Analisis teknikal cocok untuk kamu yang ingin mencari timing terbaik untuk membeli atau menjual saham.

3. Cek Harga dan Kondisi Pasar

Sebelum mengeksekusi pembelian, buka aplikasi trading kamu (seperti Stockbit, MOST, Ajaib, IPOT, dsb), dan perhatikan:
  • Harga saat ini (last price)
  • Grafik pergerakan harga
  • Antrian bid-offer (permintaan dan penawaran)
  • Berita terbaru tentang saham tersebut
  • Sentimen pasar
Langkah ini penting untuk memastikan kamu tidak membeli saham di harga yang terlalu tinggi atau saat pasar sedang dalam tekanan kuat.

4. Tentukan Strategi Entry dan Jumlah Pembelian

A. Harga Entry

Kamu bisa memilih untuk:

  • Beli di harga pasar saat ini (market order) – cocok saat kamu ingin langsung masuk.
  • Pasang harga beli sendiri (limit order) – cocok bila kamu ingin menunggu harga tertentu.

B. Jumlah Lot

Ingat, 1 lot = 100 lembar saham. Jika saham BBCA seharga Rp9.000 per lembar, maka 1 lot harganya Rp900.000.

Sesuaikan jumlah lot dengan:

  • Total dana yang kamu siapkan
  • Diversifikasi (jangan langsung habiskan semua untuk satu saham)

5. Eksekusi Order Pembelian

Langkah-langkah umum untuk membeli saham di aplikasi sekuritas:
  • Login ke aplikasi sekuritas kamu.
  • Cari kode saham (misalnya BBCA).
  • Klik Buy.
  • Tentukan:
    • Jumlah lot yang ingin dibeli
    • Harga beli (limit order atau market order)
  • Klik Send Order.
  • Tunggu hingga order kamu match (tereksekusi) di pasar.
Kamu bisa mengecek status order di menu Order Book atau Order List. Jika belum match, kamu bisa membatalkannya atau mengganti harga.

6. Pantau Portofolio dan Evaluasi

Setelah saham kamu berhasil dibeli:
  • Cek di menu Portofolio untuk melihat nilai investasi dan perubahan harga.
  • Pantau pergerakan harga setiap hari, tapi hindari terlalu sering membuka aplikasi jika itu membuatmu emosional.
  • Tetapkan target harga dan stop loss (harga batas kerugian).

7. Perhatikan Biaya Transaksi dan Pajak

Setiap transaksi beli/jual saham dikenakan biaya oleh sekuritas, biasanya:

  • Biaya beli: ± 0.15% – 0.18%
  • Biaya jual: ± 0.25% – 0.28% (termasuk pajak)
Contoh:
Jika kamu membeli saham senilai Rp1.000.000 dan biaya beli 0.15%, maka akan dipotong Rp1.500.

8. Catat dan Refleksi

Mulailah mencatat setiap transaksi kamu:

  • Mengapa kamu membeli saham tersebut?
  • Apa strategi dan tujuanmu?
  • Hasilnya setelah beberapa minggu/bulan?
Catatan ini akan membantumu belajar dari setiap keputusan dan memperbaiki strategi di masa depan.

Studi Kasus Singkat

Contoh Kasus: Membeli Saham TLKM
  • Tujuan investasi: Menyimpan dana jangka menengah (3–5 tahun)
  • Saham dipilih: TLKM karena stabil, rutin bagi dividen, dan prospek sektor telekomunikasi menjanjikan
  • Harga saham: Rp3.800
  • Dana tersedia: Rp1.000.000
  • Jumlah lot: 2 lot (200 lembar) = Rp760.000 + biaya
  • Eksekusi: Limit order pada harga Rp3.800
  • Hasil: Order match di hari yang sama

Membeli saham untuk pertama kali adalah langkah penting dalam perjalanan menjadi investor. Dengan memahami proses dari analisis hingga eksekusi, kamu bisa membuat keputusan yang lebih rasional dan mengurangi risiko.

Jangan terburu-buru mengejar keuntungan besar. Fokuslah untuk membangun pengetahuan, disiplin, dan strategi investasi yang terukur. Saham bukan permainan cepat kaya, melainkan alat untuk membangun kekayaan secara perlahan tapi pasti.