Apa Itu Saham? Pengertian, Jenis, dan Cara Kerjanya

Apa Itu Saham? Pengertian, Jenis, dan Cara Kerjanya

Dalam dunia keuangan modern, istilah saham bukanlah hal yang asing. Berita tentang indeks pasar, harga saham yang naik-turun, hingga kisah sukses investor seperti Warren Buffett, sudah menjadi bagian dari percakapan harian di media, grup WhatsApp kantor, atau seminar finansial. Namun, bagi banyak profesional, terutama yang belum pernah terjun langsung ke dunia investasi, saham masih terasa seperti istilah teknis yang membingungkan.

Artikel ini hadir untuk memberikan fondasi pemahaman yang kuat dan menyeluruh mengenai saham. Apa itu sebenarnya, bagaimana cara kerjanya, jenis-jenisnya, serta mengapa saham bisa menjadi bagian penting dari strategi keuangan jangka panjang Anda.

Apa Itu Saham?

Berinvestasi saham berarti menanamkan modal Anda ke perusahaan yang Anda percaya akan tumbuh di masa depan. Potensi keuntungan berasal dari dua hal:
  1. Capital Gain: Selisih harga jual dan beli. Jika Anda membeli saham seharga Rp3.000 dan menjualnya saat harganya Rp4.500, maka Anda memperoleh capital gain Rp1.500 per saham.
  2. Dividen: Pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. Biasanya dibayarkan setiap tahun (atau sesuai kebijakan perusahaan) dan jumlahnya tergantung dari laba bersih dan keputusan RUPS.

Jenis-Jenis Saham

1. Saham Biasa (Common Stock)

Ini adalah jenis saham yang paling umum diperdagangkan. Pemilik saham biasa memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan berpotensi mendapatkan dividen.

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Memberikan prioritas dalam pembagian dividen dan likuidasi aset jika perusahaan bangkrut. Namun, umumnya tidak memiliki hak suara.

Untuk investor ritel, saham yang tersedia di pasar (seperti di aplikasi sekuritas) biasanya adalah saham biasa

Cara Kerja Saham

1. Bursa Efek Indonesia (BEI)

Semua transaksi saham dilakukan melalui Bursa Efek Indonesia (IDX). BEI berperan sebagai pasar tempat saham diperdagangkan, dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

2. Broker atau Sekuritas

Anda tidak bisa membeli saham langsung ke BEI. Anda harus menggunakan jasa perusahaan sekuritas yang menjadi perantara (broker). Contoh sekuritas populer di Indonesia: Mirae Asset, BNI Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Ajaib Sekuritas.

3. Sistem Lot dan Harga

Di Indonesia, 1 lot = 100 lembar saham. Jika saham PT Telkom Indonesia (TLKM) dihargai Rp4.000, maka untuk membeli 1 lot Anda perlu modal Rp400.000 (belum termasuk fee transaksi).

Contoh Saham Blue Chip di Indonesia

Istilah blue chip merujuk pada saham perusahaan besar, mapan, dan memiliki kinerja keuangan yang baik serta stabil. Berikut beberapa contoh saham blue chip di BEI:

1. Bank Central Asia (BBCA)

  • Industri: Perbankan
  • Market Cap: Terbesar di Indonesia
  • Dividen: Konsisten setiap tahun
Alasan menarik: BCA dikenal dengan manajemen risiko yang kuat dan reputasi pelayanan yang sangat baik.

2. Telkom Indonesia (TLKM)

  • Industri: Telekomunikasi
  • Posisi: Pemain dominan di sektor internet dan komunikasi nasional
  • Alasan menarik: Memiliki anak usaha seperti Telkomsel yang sangat menguntungkan.

3. Unilever Indonesia (UNVR)

  • Industri: Barang konsumen
  • Produk: Lifebuoy, Sunsilk, Rinso, dll.
  • Alasan menarik: Brand yang sudah dikenal luas dan digunakan jutaan rumah tangga.

4. Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

  • Industri: Perbankan mikro
  • Kekuatan: Jaringan luas dan fokus ke UMKM
  • Alasan menarik: Salah satu bank dengan laba terbesar dan stabil dalam jangka panjang.

5. Astra International (ASII)

  • Industri: Otomotif dan konglomerasi
  • Produk: Toyota, Isuzu, dan bisnis alat berat hingga agribisnis
  • Alasan menarik: Diversifikasi bisnis membuatnya tahan terhadap fluktuasi ekonomi.

Apa yang Mempengaruhi Harga Saham?

  1. Kinerja Perusahaan: Laba bersih, pertumbuhan pendapatan, manajemen, dll.
  2. Kondisi Ekonomi: Inflasi, suku bunga, nilai tukar.
  3. Sentimen Pasar: Isu politik, global, atau bahkan rumor.
  4. Kebijakan Pemerintah: Regulasi sektor, insentif, atau pembatasan.
  5. Permintaan dan Penawaran: Harga saham ditentukan oleh mekanisme pasar, jika banyak orang membeli, harga naik.

Saham Bukan Skema Cepat Kaya

Kesalahpahaman umum yang sering terjadi adalah menganggap saham sebagai jalan pintas untuk cepat kaya. Padahal, saham memerlukan pemahaman, strategi, dan kesabaran.
Studi Kasus:
  • Seorang karyawan membeli saham BBRI setiap bulan (metode dollar cost averaging) sejak 2015. Meski terjadi fluktuasi pasar (termasuk pandemi 2020), nilai investasinya tumbuh lebih dari 100% dalam 8 tahun karena konsistensi dan fokus pada fundamental.

Risiko Investasi Saham

  1. Harga Turun
    Anda bisa mengalami kerugian modal jika harga saham jatuh dan Anda terpaksa menjual.
  2. Perusahaan Bangkrut
    Dalam kasus ekstrem, Anda bisa kehilangan seluruh modal jika perusahaan tutup dan sahamnya
  3. Likuiditas Rendah
    Tidak semua saham mudah dijual, terutama saham lapis tiga (saham gorengan).
  4. Psikologis
    Banyak investor pemula panik saat harga turun dan malah menjual rugi. Ini seringkali bukan karena salah analisis, tapi karena tidak siap secara mental.

Tips Memulai Investasi Saham untuk Profesional

  1. Mulai dari Dana Nganggur
    Jangan gunakan uang kebutuhan pokok atau dana darurat.
  2. Pelajari Fundamental Perusahaan
    Gunakan laporan keuangan, rasio keuangan (PER, PBV, ROE, dll), dan ikuti berita ekonomi.
  3. Diversifikasi
    Jangan hanya beli satu saham, sebarkan ke beberapa sektor.
  4. Gunakan Aplikasi Sekuritas Terpercaya
    Mulailah dari sekuritas dengan UI yang ramah pemula seperti Bibit, Stockbit, atau Ajaib.
  5. Mulai Kecil, Tapi Konsisten
    Beli rutin tiap bulan meskipun hanya 1-2 lot dari saham blue chip.

Memahami saham bukan hanya tentang mengejar keuntungan, tapi tentang mengambil kendali atas masa depan finansial Anda. Sebagai profesional yang setiap hari bekerja keras, sudah saatnya uang Anda juga ikut bekerja dan salah satu cara terbaik untuk itu adalah melalui investasi saham yang cerdas dan terinformasi.

Saham bukanlah perjudian jika Anda mempelajarinya dengan benar. Dengan memahami dasar-dasar yang telah dijelaskan di artikel ini, Anda sudah satu langkah lebih dekat menjadi investor yang bijak.

👉 Selanjutnya: Kenapa Harus Investasi Saham?